Kesadaran

Kesadaran
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Refleksi merupakan bentuk dari penggKesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.

Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, di mana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.

Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi di mana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada manusia atau kesadaran. Manusia adalah eter pour soi sebab ia tidak persis menjadi satu dengan dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusiadengan dirinya sendiri memungkinkan manusia untuk melampaui, untuk mengatasi dirinya dan menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai dengan yang dimaksud dan tujuannya. Ketidak identikan manusia dengan dirinya sendiri tampak dalam kesadaran yang ditandai oleh regativitas, penidakan. Negativitas menunjukan bahwa terhadap etre pour soi atau kesadaran hanya dikatan it is not what it is. Maka kesadaran disini merupakan non identitas, jarak, distansi. Kegiatan hakiki kesadaran merupakan menindak, mengatakan tidak. Etre por soi tidak lain daripada menindak atau menampilkan ketiadaan. Kebebasan bagi Sartre merupakan kesadaran menindak, dan manusi sendiri merupakan kebebasan. Pada manusialah itu eksistensi itu mendahului esensi, sebab manusia selalu berhadapan dengan kemungkinan untuk mengatakan tidak. Selama manusia masih hidup ia bebas untuk mengatakan tidak, baru setelah kematian maka cirri-ciri hidupnya dapat dibeberkan. (Alex Lanur, Pengantar dalam “Kata-Kata”)

Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi. Meskipun secara kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi (pengindraan), perrseptual (pemahaman), dan konseptual (pengertian). Secara epistemology dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual. Sensasi tidak begitu saja disimpan di dalam ingatan manusia, dan manusia tidak mengalami sensasi murni yang terisolasi. Sejauh yang dapat diketahui pengalaman indrawi seorang bayi merupakan kekacauan yang tidak terdeferensiasikan. Kesadaran yang terdiskreminasi pada tingkatan persep. Persep merupakan sekelompok sensasi yang secara otomatis terimpandan dintgrasikan oleh otak dari suatu organisme yang hidup. Dalam bentuk persep inilah, manusia memahami fakta dan memahami realitas. Persep buka sensasi, merupakan yang tersajikan yang tertentu (the given) yang jelas pada dirinya sendiri (the self evidence). Pengetahuan tentang sensasi sebagai bagian komponen dari persep tidak langsung diperoleh mnusia jauh kemudian, merupakan penemuan ilmiah, penemuan konseptual.

Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran manusia dalam metafisika sangat diperlukan karena tanpa memiliki kesadaran sebenarnya tentu itu bentuk penyesatan pikiran, hal itu termasuk halusinasi palsu, yang bersifat hayalan semata yang muncul dari angan-angan orang tersebut. Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Banyak orang yang masuk ke ranah metafisika terjebak dengan hayalan dan halusinasi palsu, terkadang orang belajar metafisika, hanya mendapat segudang teori karena mayoritas menjual metode dan menyuguhi ilmu hayalan tingkat tinggi. Dengan hal itu wajar jika orang menganggap hal metafisika penuh tipu muslihat, sebab orang tidak mengerti dasar-dasar dan tehnik menpelajarinya dengan benar. Salah satu metode yang mengajarkan ilmu metafisika yang benar, dengan materi langsung praktek yaitu S45P yang memberikan keilmuan secara teori langsung dipraktekan dan bisa dirasakan langsung oleh pesertanya. Bagaimanapun dan dalam kondisi apapun kita wajib memiliki kesadaran, karena dengan menyadari kita bisa memiliki penalaran/ mencerna sesuatu menggunakan akal pikiran kita.

Halusinasi Palsu
Halusinasi Palsu adalah halusinasi yang terjadi akan tetapi disadari akan ketidakbenarannya, sehingga halusinasi ini sebenarnya bukan halusinasi, akan tetapi tetap dalam kondisi sadar. Dalam hal ini ada pengamatan dari hal-hal yang tidak memberi rangsang obyektif, akan tetapi orang yang mengalami pengamatan ini menyadari bahwa rangsang-rangsang tersebut tidak ada. Halusinasi palsu tentunya mucul dari hayalan yang manusia pikirkan. Hayalan demi hayalan tentunya boleh, tanpa hayalan manusia tidak memiliki impian, namun jika itu hayalan palsu tentu itu racun yang menyebar sebagai bentuk pembodohan diri sendiri atau pembodohan terhadap orang lain. Hayalan yang positif itu bisa menjadi motivasi diri untuk meraih suatu tujuan atau keinginan, hal ini yang disebut impian. Jadi kita jangan sampai terjebak dengan halusinasi palsu yang bahasa gaulnya hayalan tingkat tinggi.

Ikuti Programnya Di Energi Spiritual Haqqul Insan: S45P.Blogspot.Com